Pengertian Komik, Jenis-Jenis, Elemen-Elemen, dan Prosedur Pembuatan Komik

Komik hadir dengan keunikannya sendiri sebagai sebuah bacaan, tampil dengan deretan gambar dalam panel-panel (kotak) gambar dengan sedikit tulisan tangan yang ditempatkan dalam baton-balon. Bahkan, gambar-gambar yang ditampilkan juga bermacam-macam yang diusahakan semenarik mungkin sehingga mampu mengikat pembaca. Gambar-gambar komik itu sendiri pada umumnya sudah “berbicara”, dan dibuat menjadi deretan gambar yang menampilkan alur cerita. Sedikitnya tulisan pada komik dapat dipandang menguntungkan karena dalam waktu singkat anak dan pembaca dewasa sudah dapat menyelesaikan pembacaan cerita. Bagi pembaca anak, hal itu terlihat menguntungkan karena tidak harus berlelah-lelah membaca tulisan dan lebih banyak melihat gambar-gambarnya. Tampaknya, pembaca anak sering lebih banyak menatap gambar-gambarnya daripada tulisannya. Di pihak lain, bagi pembaca dewasa penggemar komik, hal itu juga terlihat menguntungkan karena dengan hanya sedikit waktu dan di tengah kesibukan masih dapat menikmati komik yang menyajikan sebuah rangkaian cerita (Nurgiyantoro, 2018:407).

A.  Pengertian Komik

Komik secara bahasa berasal dari bahasa Belanda. Yaitu “komiek” artinya pelawak. Dalam bahasa Yunani, komik berasal dan kata “komikos” atau “kosmos” yang berarti bersukaria atau bercanda. Dengan demikian, komik pada mulanya dikonotasikan dengan gambar-gambar yang tidak proporsional sehingga tampak lucu bagi yang melihatnya (Nurgiantoro dalam kutipan Batubara, 2020:113).

Secara istilah, Gusparadu (2017:37) menyimpulkan bahwa komik adalah cerita berbentuk kartun yang ditampilkan lewat urutan gambar dan dikombinasi dengan kata-kata yang saling berkaitan sehingga mampu menarik minat pembacanya.

Kustandi dan Darmawan (2020:142) menyimpulkan bahwa komik adalah suatu media berupa kumpulan cerita yang digambar dan dirancang sedemikian rupa yang terdiri dari beberapa panel yang diperjelas oleh balon-balon kata dan ilustrasi gambar sehingga memudahkan pembaca memahami isi cerita dengan mudah dan bersifat sebagai hiburan maupun edukasi. Sedangkan menurut Buchori dalam kutipan Al Adiyah (2018:50) menjabarkan bahwa komik termasuk media grafis. Komik merupakan suatu gambar yang mencerminkan karakter, memerankan suatu cerita dihubungkan dengan balon kata, serta dibuat untuk memberikan hiburan kepada para pembaca.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komik adalah media bergambar dengan karakter dan alur cerita yang ditulis dalam balon-balon kata sehingga cerita yang tetuang menjadi lebih hidup dan berkesan.

B.  Jenis-Jenis Komik

Maharsi dalam kutipan Kustandi dan Darmawan (2020:144-145) membagi komik berdasarkan bentuk dan berdasarkan jenis cerita.

1.  Komik berdasarkan bentuk

a.  Komik strip

Komik strip merujuk pada komik yang terdiri beberapa panel saja dan biasanya muncul di surat kabar ataupun majalah. Komik jenis ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu: 1)  Komik Strip Bersambung; merupakan komik yang terdiri dari tiga atau empat panel yang sering terbit di surat kabar atau majalah dengan cerita yang bersambung dalam setiap edisinya. 2)  Kartun Komik; merupakan susunan gambar yang biasanya terdiri dan tiga sampai enam panel yang berisi tentang komentar yang bersifat humor tentang suatu peristiwa atau masalah yang sedang aktual.

b.  Buku komik (comic book)

Buku komik adalah komik yang disajikan dalam bentuk buku yang tidak merupakan bagian dari media cetak lainnya dengan kemasannya yang lebih menyerupai majalah dan terbit secara rutin.

c.  Novel grafis

Novel grafis lebih memfokuskan tema-tema yang serius dengan panjang cerita yang hampir sama dengan novel yang ditujukan bagi pembaca yang bukan anak-anak hal tersebut sebagai pembeda novel grafis dengan komik-komik lainnya.

d.  Komik kompilasi

Komik kompilasi merupakan kumpulan dari beberapa judul komik dan beberapa komikus yang berbeda dan dengan cerita yang kemungkinan tidak berhubungan sama sekali walaupun terkadang ada penerbit yang memberikan tema serupa dengan kumpulan cerita yang berbeda.

e.  Komik online (web comic)

Komik online menggunakan media internet dalam publikasinya yang karena itulah komik ini dapat menjangkau area penyebaran yang luas dibandingkan dengan komik yang memanfaatkan media cetak serta dilihat dari segi biaya pun komik online ini tidak memakan biaya yang mahal.

2.  Komik berdasarkan jenis cerita

a.  Komik promosi (komik iklan)

Komik juga dapat dimanfaatkan dalam memasarkan suatu proses dengan tujuan menarik minat para konsumen dan karena tujuannya itulah komik ini banyak ditemui di majalah. Komik jenis ini menampilkan alur cerita yang tamat dalam satu halaman dan ditampilkan di majalah yang disesuaikan dengan target audiens dari produk yang dipromosikan serta biasanya komik ini berkelanjutan ditiap edisi dengan cerita yang berbeda-beda.

b.  Komik wayang

Komik wayang berarti komik yang mengisahkan cerita tentang wayang yang muncul di Indonesia sekitar tahun 1960 sampai tahun 1970-an dengan beberapa komik yang mengawali masanya.

c.  Komik silat

Komik jenis ini menyesuaikan budaya dari masing-masing negara yang menerbitkan komik tersebut, misalnya Jepang dengan ninja dan samurai serta China dengan kungfunya.

d.  Komik edukasi

Komik selain berfungsi sebagai hiburan juga mempunyai peran sebagai media dengan tujuan edukatif karena keragaman gambar dan cerita yang ditawarkan mcnjadikannya sebagai media untuk menyampaikan pesan yang beragam.

C.  Elemen-Elemen Komik

Batubara (2020:115-117) menjelaskan elemen-elemen komik adalah sebagai berikut:

1.  Panel

Panel adalah kolom yang membingkai ilustrasi gambar dan teks pada setiap adegan atau kejadian utama sehingga rangkaian panel-panel tersebut membentuk alur cerita komik. Bentuk panel di dalam sebuah komik tidak hanya berbentuk kotak persegi saja, melainkan dapat juga berbentuk bangun datar yang lain. Tepi panel ada yang memiliki garis pembatas (panel tertutup) dan ada juga yang tidak memiliki garis pembatas (panel terbuka). Urutan panel harus mengikuti arah baca orang, yaitu dari kiri ke-kanan, dan dan atas ke bawah.

2.  Parit

Parit adalah ruang atau batas di antara panel komik. Parit berfungsi untuk menyatukan kotak panel yang terpisah sehingga membentuk suatu rangkaian cerita yang menarik dan imajinatif. Pemilihan bentuk parit juga dapat menumbuhkan imajinasi dan persepsi pembaca terhadap makna gambar komik. Namun, perkembangan software desain grafis telah membantu para komikus dalam menata panel komik sehingga keberadaan parit komik dinilai sudah tidak terlalu penting lagi.

3.  Ilustrasi

Ilustrasi yang dimaksud dalam komik adalah aset visual yang bersifat foto kolase untuk mempresentasikan seseorang, tempat, benda, ekspresi atau ide. Ilustrasi gambar komik dapat digambar dengan alat tulis atau program komputer. Namun, jika pengajar tidak terampil dalam menggambar, maka ilustrasi komik dapat dibuat dengan cara memotret orang yang akting sebagai tokoh komik. Dalam pembuatan komik, ilustrasi gambar setidaknya memuat dua orang tokoh yang memiliki karakter yang saling menguatkan, misalnya: satu tokoh memiliki karakter rasa ingin tahu/ kebiasaan bertanya, dan yang satunya memiliki karakter cerdas dan senang memberikan penjelasan (materi topik pembelajaran).

4.  Balon kata

Balon kata atau speech bubbles adalah bentuk visual yang berisi dialog dari karakter.

5.  Efek suara

Efek suara adalah teks yang menerangkan suatu bunyi untuk menggambarkan suatu situasi. Misalnya, “RING RING” untuk suara telepon, “DHUAR!!!” untuk suara ledakan, “ZZZZ” untuk orang yang sedang tidur, dan “TIN! TIN!” untuk suara orang klakson mobil.

D.  Prosedur Pembuatan Komik

Batubara (2020:118-124) menjelaskan bahwa proses produksi komik dapat dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu: perancangan, pengumpulan bahan ilustrasi, dan memproduksi komik. Penjelasan dari masing-masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1.  Tahap perancangan

Tahap perancangan adalah tahap penulisan skenario komik yang akan dibuat. Penulisan scenario komik dimulai dari memikirkan tujuan pembuatan komik dan target sasarannya. Beberapa pertanyaan yang dapat dipertimbangkan untuk mengorganisasi ide pembuatan komik adalah sebagai berikut: a.  Apa topik pembelajaran yang akan dihantarkan melalui komik?. b.  Siapa target pembaca komik?. c.  Siapa saja tokoh/karakternya?. d.  Di mana latar belakang lokasi?. e.  Apa pertanyaan yang muncul dalam dialog (topik belajar)?. f.  Bagaimana cara membahas/ menyelesaikan pertanyaan?. g.  Apa aktivitas siswa setelah membaca komik tersebut?.

2.  Tahap pembuatan ilustrasi

Pembuatan ilustrasi komik dapat dilakukan dengan alat tulis dan program komputer. Disamping itu, ilustrasi komik juga dapat dibuat dengan memotret orang yang berakting sebagai tokoh komik. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan saat memotret ilustrasi komik adalah:

a.  Sudut pandang kamera (angle)

Bahasa visual dari pemilihan angle yang tepat akan memperkuat persepsi pembaca terhadap adegan di dalam cerita. Jenis-jenis angle pemotretan adalah sebagai berikut: 1)  Bird Eye View adalah menempatkan kamera jauh lebih tinggi dari tubuh tokoh untuk menampilkan bagian atas objek. 2)  High angle adalah menempatkan kamera lebih tinggi dari tubuh tokoh sehingga tubuh tokoh tampak rendah/pendek. 3)  Eye level adalah menempatkan kamera sejajar dengan mata tokoh sehingga tubuh bagian depan tokoh tampak jelas dan sesuai aslinya. 4)  Low Angle adalah menempatkan kamera lebih rendah dari tubuh tokoh sehingga memberikan kesan kekuatan, kemewahan, atau kebesaran dari tokoh tersebut. 5)  Frog Eye adalah menempatkan kamera jauh lebih rendah dari tubuh tokoh atau memposisikan kamera sejajar dengan lantai yang dipijak tokoh tersebut. 6)  Slanted adalah menempatkan kamera di sudut 45’ dari arah tubuh tokoh sehingga objek lain akan masuk dalam rekaman kamera. 7)  Over Shoulder adalah menempatkan kamera di belakang bahu tokoh untuk menampilkan sesuatu yang sedang dilihat objek atau seseorang yang menjadi lawan bicaranya.

b.  Ukuran gambar (type shot)

Bahasa visual dari pemilihan ukuran gambar yang tepat akan memperkuat persepsi pembaca terhadap adegan di dalam cerita. Jenis-jenis ukuran gambar yang umum digunakan adalah sebagai berikut: 1)  Extreme Long Shot (ELS) adalah memotret tokoh dari jarak yang sangat jauh sekali untuk memperlihatkan lingkungan yang di sekitar objek. 2)  Very Long Shot (VLS), yaitu memotret tokoh dari jarak yang sangat jauh (di bawah extreme long shot) untuk memperlihatkan lingkungan yang di sekitar objek. 3)  Long Shot (LS), yaitu memotret tokoh dari jarak yang jauh untuk memperlihatkan seluruh tubuhnya (full body). 4)  Medium Long Shot (MLS), yaitu memotret tokoh dari jarak agak jauh untuk memperlihatkan 2/3 dari tubuh objek. 5) Medium Shot (MS), yaitu memotret tokoh dari jarak yang sedang-sedang untuk memperlihatkan sebagian tubuhnya. Jenis pemotretan ini cocok untuk memotret dua orang yang sedang berbicara. 6)  Medium Close Up (MCU), yaitu memotret tokoh dari jarak yang agak dekat sehingga mimik wajah tokoh terlihat lebih jelas. 7)  Close Up (CU), yaitu memotret tokoh dari jarak yang dekat untuk menekankan mimik dan emosi di wajah tokoh. 8)  Big Close Up (BCU), yaitu memotret tokoh dari jarak yang sangat dekat sehingga yang terlihat hanya bagian kecil dari tubuhnya.

3.  Tahap Produksi

Produksi komik dapat dilakukan dengan perangkat lunak tertentu, seperti: Comic Life 3 untuk pengguna komputer dan Comica untuk pengguna smartphone. Disamping itu, dapat juga menggunakan program desain grafis untuk membuat komik, seperti Corel Draw dan Adobe Photoshop.

 

DAFTAR PUSTAKA

Al Adiyah, Thoyyibatul, dkk. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Komik “The Light of Life”. Journal of Natural Science Education Reseach. Volume 1 No. 1. Agustus 2018.

Batubara, Hamdan Husein. Media Pembelajaran Efektif. Semarang: Fatawa Publishing. 2020.

Gusparadu, Wahyu. Penerapan Media Komik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Rasul Ulul Azmi Kelas V di SD Negeri 95 Palembang. Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. 2017.

Kustandi, Cecep dan Daddy Darmawan. Pengembangan Media Pembelajaran; Konsep & Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran Bagi Pendidik di Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Kencana. 2020.

Nurgiyantoro, Burhan. Sastra Anak; Pengatar Pemahaman Dunia Anka. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2018.

Previous
Next Post »