Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif menggunakan dan memanfaatkan media yang tersedia di sekolah, atau tidak menutup kemungkinan guru akan mengem-bangkan media yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan bila media tersebut belum tersedia (Zainiyati, 2017:61).
A. Pengertian Media Pembelajaran
Batubara (2020:2) menjelaskan bahwa istilah media pembelajaran terdiri dari dua kata, “media” dan “pembelajaran”. Secara bahasa, istilah media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang berarti perantara. Dalam bahasa Inggris media adalah bentuk jamak dari kata medium yang berarti pengantar dan saluran. Sementara dalam bahas Arab, sinonim kata media adalah wasa’il yang berarti sarana ataupun jalan. Dalam Alquran kata tersebut dijelaskan sebagai wasiilah (jalan) dapat dilihat dalam Alquran surat Al-Maaidah ayat 35:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Almahira, Qur’an Hafalan dan Terjemahan, 2017:113).
Ayat tersebut memperlihatkan bahwa aktivitas ibadah merupakan media yang dapat digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Yaumi (2018:6) secara istilah menjelaskan bahwa media mengacu pada segala sesuatu yang berfungsi untuk membawa dan menyampaikan informasi antara sumber dan penerima informasi. Misalnya video, televisi, hahan ceak, komputer, dan instruktur dianggap sebagai media karena berfungsi membawa pesan untuk tujuan pembelajaran. Tujuan media adalah untuk memfasilitasi berlangsungnya komunikasi.
Kustandi dan Darmawan (2020:4-5) menyimpulkan bahwa media adalah wadah dan pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerirna pesan tersebut, materi yang diterima adalah pesan intruksional, dan tujuan yang dicapal adalah tercapainya proses belajar.
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berdasarkan kata dasar ajar, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pctunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Belajar sendiri berarti “berusaha/berlatih memperoleh kepandaian atau ilmu. Pembelajaran berarti “proses, cara, perbuatan menjadikan belajar”. Pembelajaran diterjemahkan dengan kata learning dalam bahasa Inggris, yang berarti suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan atau keahlian melalui pengalaman, belajar atau diajar. Belajar adalah kegiatan yang tidak mengenal batas umur dan suatu yang berlangsung seumur hidup melalui interaksi dengan lingkungan yang dapat merubah kebiasaan atau perilaku seseorang. Salah satu tujuan dan kegiatan belajar adalah perubahan perilaku dari peserta ajar yang diharapkan ke arah yang positif (Pakpahan, dkk, 2020:6).
Media pembelajaran dapat dimaknai sebagai alat yang membawa pesan dan informasi antara guru dan siswa (Suryadi, 2020:22). Begitu pula Pakpahan, dkk. (2020:8) menjelaskna bahwa media pembelajaran adalah perantara yang digunakan untuk menyampaikan materi ke pelajar dengan menggunakan alat tertentu agar pelajar dapat mengerti dengan cepat dan menerima pengetahuan dari pengajar.
Media pembelajaran juga dapat dipahami sebagai segala bentuk benda dan alat yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Misalnya, sebagai contoh, meja adalah sebuah sarana pembelajaran. Namun saat meja digunakan untuk membantu siswa dalam memahami konsep bangun datar maka meja tersebut dapat disebut sebagai media pembelajaran. Begitu juga dengan benda-benda asli dan benda-benda rancangan yang dipersiapkan khusus untuk mendukung kegiatan pembelajaran (Batubara, 2020:2).
Yaumi (2018:7-8) juga memahami bahwa media pembelajaran adalah semua bentuk peralatan fisik yang didesain secara terencana untuk menyampaikan informasi dan membangun interaksi. Peralatan fisik yang dimaksud mencakup benda asli, bahan cetak, visual, audio, audio-visual, multimedia, dan web. Peralatan tersebut harus dirancang dan dikembangkan secara sengaja agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan pembelajaran. Peralatan tersebut harus dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang berisi pesan-pesan pembelajaran agar peserta didik dapat mengonstruksi pengetahuan dengan efektif dan efisien. Selain itu, interaksi antara pendidik dengan peserta didik, peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain, serta antara pendidik, peserta didik dengan sumber belajar dapat terbangun dengan baik.
Pengertian yang diungkap tersebut dapat memberi kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat untuk mentransfer komunikasi dengan bentuk visualisasi tertentu yang digunakan oleh pendidik sebagai penghubung proses pembelajaran kepada peserta didik yang dirancang sedemikian rupa agar dapar memicu pemahaman peserta didik terhadap suatu materi pelajaran yang diberikan oleh pendidik.
B. Sejarah Perkembangan Media Pembelajaran
Perkembangan media pembelajaran memiliki sejarah yang panjang dan perkembangannya dipengaruhi oleh perkembangan ekonorni, sosial, globalisasi, dan teknologi. Menurut Prawiradilaga dan Siregar dalam kutipan Batubara, telah membagi sejarah perkembangan penggunaan media dalam pembelajaran ke dalam tiga fase utama, yaitu sebagai berikut: 1. Penggunaan gambar sebagal alat bantu mengajar (1920-an). 2. Penggunaan media audio dalam pembelajaran setelah ditemukannya radio dan teknologi audio (1930-an), dan 3. Penggunaan media audio visual sebagai sarana komunikasi dalam proses pembelajaran (1944-an)
Suryani dalam kutipan Batubara, mengungkapkan bahwa sejarah pengguaan media dalam pembelajaran berdasarkan perkembangan teknologi dibagi ke dalam enam tahap perkembangan, yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.1 Sejarah Perkembagnan Media Pembelajaran
Gambar di atas menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran telah dipengaruhi oleh perkembangan percetakan, teknologi fotografi, telepon, sinematoggrafi, dan gramopon. Sementara penggunaan media audio dalam pembelajaran dipengaruhi oleh perkembangan teknologi radio dan audio. Adapun perkembangan multimedia dipengaruhi oleh perkembangan teknologi televisi, surat kabar digital, teknologi komputer, dan internet (Batubara, 2020:4-5).
C. Urgensi dan Kegunaan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Menurut Azhar Arsyad dalam kutipan Yaumi (2018:12-15), ada empat alasan pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran, yaitu: (1) meningkatkan mutu pembelajaran, (2) tuntutan paradigma baru, (3) memenuhi kebutuhan pasar, dan (4) visi pendidikan global.
1. Meningkatkan mutu pembelajaran
Faktor penting dalam membangun kualitas pendidikan adalah kualitas tenaga pendidik dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Guru seharusnya memiliki keerampilan yang memadai untuk mendesain, mengembangkan, dan memanfaatkan media pembelajaran dalam upaya meningkakan minat, perhatian, dan motivasi belajar peserta didik. Dengan meningkatnya motivasi dan minat belajar diharapkan dapat mencerna dan menerima pembelajaran dengan mudah. Namun keterampilan guru di Indonesia pada umumnya masih rendah dan cenderung lebih senang menggunakan pendekatan yang berbasis pada guru dengan menerapkan metode ceramah daripada menggunakan pendekatan pada peserta didik dengan menerapkan aktivitas pembelajaran. Rapidbe dalam kutipan yaumi, menjabarkan dampak aktivitas pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan peserta didik seperti di bawah ini: a. 10% dari apa yang dibaca. b. 20% dari apa yang didengar. c. 30% dari apa yang dilihat. d. 50% dari apa yang dilihat dan didengar. e. 70% dari apa yang ditulis dan katakan. f. 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
Persentase perbedaan pemahaman yang diperoleh melalui berbagai indra seperti disebutkan di atas, memberi petunjuk bahwa rancangan media dapat diarahkan untuk mendorong optimalisasi pemanfatan media pembelajaran yang sesuai dengan aktivitas membaca, mendengar, melihat, menulis, mengucapkan, dan melaksanakan. Artinya, media audio, visual, video, dan media interaktif seperti yang dijelaskan scbelumnya perlu dikembangkan sehagai upaya meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan daya kreativitas pesera didik dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
2. Tuntutan paradigma baru
Paradigma baru pendidikan mengharuskan tenaga pendidik berperan bukan hanya sekadar mernindahkan pengetahuan kepada peserta didik atau sekadar memberi hafalan, melainkan juga harus menjadi fasilitator, perancang pembelajaran, mediator, dan bahkan sebagai manajer dalam ruang kelas. Peserta didik diharapkan bukan sekadar menghafal, mengerti, dan menguasai isi pembelajaran, melainkan juga mampu menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan bahkan menciptakan sesuatu yang dibutuhkan dalam dunia nyata. Dengan demikian, media pembelajaran harus disesuaikan dengan tugas sehingga mudah untuk diaktivasi, dilakukan, diintegrasikan, dan didemonstrasikan.
3. Kebutuhan pasar
Penggunaan media pembelajaran harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pasar agar lulusan yang dihasilkan dapat mengikuti perkembangan zaman. Lembaga pendidikan seharusnya merancang media pembelajaran dengan mengkaji dan memahami perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini. Sering terjadi, tenaga pendidik pada institusi pendidikan kalah cepat dengan derasnya arus kemajuan teknologi, akibatnya alumni yang dihasilkan tidak mampu herkompetisi dengan pasar kerja yang menyebabkan mereka lebih banyak yang menganggur. Di sinilah pentingnya peserta didik dibekali dengan pembelajaran yang memanfaatkan aneka sumber belajar, alat peraga, dan media pembelajaran mutakhir.
4. Visi pendidikan global
Memasuki abad kc-21 sekarang ini, berbagai model pendidikan tradisional yang mengandalkan pertemuan face to face memperlihatkan pergeseran yang hebat, di mana pendidikan online (jejaring) telah membawa dampak perubahan yang menantang. Lahirnya kecenderungan baru seperti bersekolah di rumah (home schooling), belajar mandiri (self-study), dan pendidikan jarak jauh (distant learning) telah menjadi kebanggaan tersendiri dan dipandang sebagai model pendidikan paling bergengsi saat mi. Media Facebook, Twitter, Blog, Youtube, dan berbagai fasilitas permainan seolah menjadi tradisi baru dalam dunia anak-anak usia sekolah saat ini. Rumah yang berfungsi sebagai sekolah menjadi tren baru pada kebanyakan negara dan bahkan sudah terasa di beberapa kota di Indonesia.
Pembiayaan pendidikan seperti buku dan peralatan lain, pakaian seragam, biaya transportasi, biaya kursus atau les privat yang sernakin tinggi serta politisasi pendidikan yang kurang berpihak pada masyarakat plus beban tugas seperti pekerjaan rumah, ujian lokal dan nasional, ketidakadilan penilaian dan berbagai permasalahan pendidikan Iainnya membawa kejenuhan tersendiri bagi masyarakat. Di sisi lain, fasilitas internet seperti tumbuhnya warnet, café net, dan bahkan RT-net telah memberi kemudahan tersendiri bagi masyarakat, di mana pembiayaan amat sangat terjangkau bagi semua kalangan. Di sini homeschooling, self study, dan distance learning menjadi pilihan tepat bagi sebagian masyarakat saat ini. Di samping itu, kurikulum, materi ajar, dan ujian berstandar internasional yang didesain khusus bagi anak yang memilih bersekolah di rumah telah tersedia di berbagai situs internet dan bahkan untuk mendapatkan pengakuan internasional pun menjadi Iebih mudah.
Teknologi mutakhir harus dirancang sedemikian mudah bagi guru, pengetahuan dan keterampilan guru harus selalu ditingkatkan, dan berbagai fasilitas belajar dengan rnemanfaatkan aneka sumber harus selalu tersedia untuk menghindari rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah.
Zainiyati (2017:71), sejalan dengan itu juga menyimpulkan bahwa kegunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikul: 1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian peran dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil helajar. 2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu.
D. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Zainiyati (2017:72-74) menjelaskan bahwa media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok. yaitu (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio visual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses percetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik. foto atau representasi fotografik dan reproduksi. Materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pengajaran lainnya. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak. Dua komponen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal dan mateni visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang herkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi, dan teori belajar.
Keempat jenis media pembelajaran di atas dapat dijelaskan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut:
1. Media hasil teknologi cetak
Teknologi cetak memiliki ciri-ciri berikut: a. Teks dibaca secara linear sedangkan visual diamati berdasarkan ruang; b. Baik teks maupun visual mcnampilkan komunikasi satu arah dan reseptif; c. Teks dan visual ditampilkan statis (diam); d. Pengembangannva sangat terganrung kepada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual; e. Baik teks maupun visual berorientasi pada siswa; f. Informasi dapat diatur kembali atau di tata ulang oleh pemakai.
Teknologi cetak ini mempunyai kekurangan dan kelebihan:
a. Kelebihan: 1) Murah. 2) Dapat diakses oleh kalangan luas. 3) Tidak memerlukan peralatan. 4) Bersifat fleksibel, mudah dibawa ke mana-mana. 5) Dapat digunakan untuk menyampaikan semua materi pembelajaran. 6) Bisa dibaca di mana saja dan kapan saja, tidak terikat tempat dan waktu.
b. Kelemahan: 1) Membutuhkan reading habis. 2) Membutuhkan pengetahuan awal (prior knowledge). 3) Kurang bisa memhantu daya ingat. 4) Apabila penyajiannya (font, warna, ilustrasi) tidak menarik, akan cepat membosankan.
2. Media hasil teknologi audio visual
Teknologi audio visual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperli mesin proyektor film, tape, recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut: a. Biasanya bersifat linear; b. Biasanya menyajikan visual yang dinamis; c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya; d. Representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak; e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif; f. Umumnya berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan pembelajaran aktif murid yang rendah.
Kelebihan media audio visual, yaitu dalam media ini mencakup segala aspek indra pendengar, penglihat, dan peraba. Sehingga kemampuan semua indra dapat terasah dengan baik karena digunakan dengan seimbang dan bersama. Adapun kelemahan media audio visual, yaitu keterbatasan biaya serta penerapannya yang harus mampu mencakup segala aspek indra pendengaran, penglihatan, dan peraba.
3. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor. Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer dengan yang dihasilkan dari dua teknologi lainnya adalah karena informasi atau materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk ceakan atau visual. Pada dasarnya, teknologi berhasis komputer menggunakan layar kaca untuk menyajikan informasi kepada siswa.
Berbagai jenis aplikasi teknologi berhasis komputer dalarn pengajaran umumnya dikenal sebagal computer assisted Instruction (pengajaran dengan bantuan komputer). Aplikasi tersebut apabila dilihat dan cara penyajian dan tujuan yang ingin dicapai meliputi tutorial (penyajian materi pelajaran secara bertahap), drills and practice (latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya), permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari), dan basis data (sumber yang dapat membantu siswa menambah informasi dan pengetahuannya sesuai dengan keinginan masing-masing). Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) adalah sebagai berikut: a. Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial, atau secara linear; b. Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang/ pengembang sebagaimana direncanakannya; c. Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol, dan grafik; d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini; e. Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan pembelajaran aktivitas siswa yang tinggi.
Teknologi komputer ini mempunyai kekurangan dan kelebihan:
a. Kelebihan
Pembelajaran berbasis komputer mempunyai beberapa kelebihan, menurut Zainiyati (2017:74) menyebutkan ada 11 kelebihan maupun keuntungan yang akan diperoleh dengan pembelajaran berbasis komputer, yaitu: 1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara individual; 2) Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi; 3) Menyediakan pilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam; 4) Mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar; 5) Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan baik; 6) Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan; 7) Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi yang disajikan mudah dipaharni oleh siswa; 8) Siswa mendapat pengalaman yang bersifat konkret, retensi siswa meningkat; 9) Memberi umpan balik secara langsung; 10) Siswa dapat menentukan sendiri laju pembelajaran; 11) Siswa dapat melakukan evaluasi diri.
b. Kelemahan
Pembelajaran berbasis komputer juga memiliki beberapa kekurangan. Zainiyati (2017:75) mengemukakan beberapa kelemahan pembelajaran berbasis komputer, yaitu: 1) Hanya efektif jika digunakan satu orang atau kelompok kecil. Kelemahan ini sudah diatasi karena saat ini pengadaan komputer sangat mudah. 2) Jika tampilan fisik isi pembelajaran tidak dirancang dengan baik atau hanya merupakan tampilan seperti pada buku teks biasa, pembelajaran melalui media komputer tidak akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa (siswa cepat bosan). 3) Guru yang tidak memahami aplikasi program komputer atau tidak dapat merancang pembelajaran lewat media komputer, maka ia harus bekerja sama dengan ahli program komputer grafis, juru kamera dan teknisi komputer.
4. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer
Teknologi gabungan adalah cara untuk mcnghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random access memory yang besar, hard disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditamhah dengan periperal (alat-alat tambahan seperti videodisc player perangkat keras untuk bergabung dalam satu jaringan dan sistem audio).
Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels & Gtasgow dalam kutipan Zainiyati (2017:76-77) dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu: pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
a. Pilihan media tradisional
1) Visual diam yang diproyeksikan: a) Proyeksi opaque (tak-tembus pandang). b) Proyeksi overhead. c) Slides. d) Filmstips.
2) Visual yang tak di proyeksikan: a) Gambar, poster. b) Foto. c) Charts, grafik, diagram. d) Pameran, papan info, papan-bulu.
3) Audio: a) Rekaman piringan. b) Pita-kaset, reel, cartridge.
4) Penyajian multimedia: a) Slide plus suara (tape). b) Multi-image.
5) Visual dinamis yang diproyeksikan: a) Film. b) Televisi. c) Video.
6) Cetak: a) Buku teks. b) Modul, teks terprogram. c) Workbook. d) Majalah ilmiah, berkala. e) Lembaran lepas (hand-out).
7) Permainan: a) Teka-teki. b) Simulasi. c) Permainan papan.
8) Realia: a) Model. b) Specimen (contoh). c) Manipulasi (peta, boneka).
b. Pilihan media teknologi mutakhir
1) Media berbasis telekomunikasi: a) Teleconverence. b) Kuliah jarak jauh.
2) Media berbasis mikroprosesor: a) Computer assisted instruction. b) Permainan komputer. c) Sistem tutor intelejen. d) Pembelajaran aktif. e) Hypermedia. f) Compact (video) disc.
DAFTAR PUSTAKA
Batubara, Hamdan Husein. Media Pembelajaran Efektif. Semarang: Fatawa Publishing. 2020.
Kustandi, Cecep dan Daddy Darmawan. Pengembangan Media Pembelajaran; Konsep & Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran Bagi Pendidik di Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Kencana. 2020.
Pakpahan, Andrew Fernando, dkk. Pengembangan Media Pembelajaran. Medan: Yayasan Kita Menulis. 2020.
Suryadi, Ahmad. Teknologi dan Media Pembelajaran Jilid 2. Sukabumi: Jejak. 2020.
Yaumi, Muhammad. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group. 2018.
Zainiyati, Husniyatus Salamah. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kencana. 2017.
EmoticonEmoticon