Desain Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem

Apa itu desain pembelajaran? mengapa pembelajaran harus didesain? Dua pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang fundamental yang jawabannya akan memberikan inspirasi kepada kita betapa pentingnya peranan desain pembelajaran dalam dunia pendidikan. Hal ini juga akan menunjukkan kita alasan mengapa seorang pendidik harus belajar tentang desain pembelajaran.

Sesungguhnya masalah utama yang dihadapi oleh pendidik dalam dunia pendidikan bukanlah masalah terkait dengan bagaimana caranya agar seorang peserta didik terlibat dalam suatu kegiatan belajar. Hal ini dikarenakan sesungguhnya setiap individu, disadari atau tidak disadari, langsung atau tidak langsung, selalu terlibat dalam proses belajar selama dia terjaga (dalam keadaan sadar). Masalah sesungguhnya yang dihadapi pendidik adalah bagaimana membantu peserta didik untuk mempelajari informasi, keahlian atau konsep tertentu yang nantinya berguna ketika mereka dewasa. Bagian terpenting dari masalah ini adalah bagaimana menghadirkan suatu stimulus yang tepat kepada peserta didik dimana dengan stimulus tersebut dapat memusatkan perhatian dan mental serta usaha peserta didik sedemikian sehingga mereka dapat menguasai keterampilan yang penting untuk mereka miliki.

Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi urgensi dunia pendidikan adalah bagaimana menghadirkan pembelajaran (proses dan kegiatan) sedemikian sehingga dapat menstimulus peserta didik secara aktif untuk belajar guna menguasai pengetahuan, keterampilan atau sikap tertentu. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka dipandang perlu untuk melakukan pengembangan rancangan pembelajaran guna menemukan proses, kegiatan atau bentuk pembelajaran yagn berkualitas (efektif, efisien, dan praktis) untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam hal inilah, mengapa rancangan atau desain pembelajaran diperlukan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap sistem desain pembelajaran yang ada saat ini dipengaruhi atau dilandasi oleh teori belajar tertentu dan juga oleh pandangan manusia tentang kehidupan ini. Jika teori belajar bertujuan untuk menjelaskan kepada kita tentang bagaimana cara manusia belajar, maka tujuan utama dari desain pembelajaran adalah untuk menyediakan panduan atau pedoman bagi kita dalam merancang kegiatan belajar yang berkualitas bagi pembelajar.

Lalu apa yang dimaksud dengan desain pembelajaran? Istilah desain pembelajaran dalam literatur asing dikenal dengan istilah intructional design. Hal ini dikarenakan istilah intruction atau intructional dalam istilah teknis pendidikan dunia barat semakna dengan istilah pembelajaran. Sedangkan kata desain secara bahasa adalah kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu “design” yang berarti merancang, menjelaskan, menunjukkan atau menandai (Putrawangsa, 2018:17-19). Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), desain diartikan sebagai kerangka bentuk, rancangan, motif, pola ataupun corak (KKBI Offline 1.5.1, Software Kamus Besar Bahasa Indonesia Luar Jaringan).

Secara istilah, desain disebutkan oleh Keller bahwa, “design is a process of making dreams come tru” (Keller, 2010:22), maksudnya desain adalah proses untuk mewujudkan sebuah mimpi menjadi kenyataan. Menurut Shambaugh dan Magliaro bahwa design is a human activity, “which develops responses to changing human needs” (Shambaugh and Magliaro, 2006:31), maksudnya desain adalah aktivitas manusia, yang mengembangkan respons terhadap perubahan kebutuhan manusia.

Sanjaya menerangkan bahwa tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia. Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia  untuk memecahkan suatu persoalan. Melalui suatu desain orang bisa melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Dengan demikian suatu desain pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat linear yang diawali dari penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rancangan untuk merespons kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diujicobakan dan akhirnya dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas rancangan (desain) yang disusun. Desain sebagai proses rangkaian kegiatan yang bersifat linear tersebut digambarkan seperti di bawah ini.

Dalam konteks pembelajaran, desain pembelajaran (intructional design) dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan,  perencanaan sumber-sumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan (Sanjaya, 2013:66).

Sementara itu Suparman menjelaskan bahwa desain pembelajaran adalah suatu proses sistematis mengidentifikasi masalah, mengembangkan strategi dan bahan pembelajaran serta mengevaluasi efektivitas dan efisiennya dalam mencapai tujuan pembelajaran (Suparman, 2012:91). Kemp, Morrison dan Ross memberi istilah kepada desain pembelajaran yaitu, “instructional system, instructional systems design, instructional systems development, learning system design, competency based instruction, criterion referenced instruction, and performance technology” (Jerold E. Kemp, 1994:11).

Instructional system memandang desain pembelajaran sebagai sistem yang terdiri dari atas subsistem-subsistem yang bergerak dan bekerjasama agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Instructional systems design terkait dengan perancangan pembelajaran yang melibatkan aktivitas peserta didik dan instruktur. Instructional systems development berkaitan dengan pengembangan pembelajaran yang merupakan proses pelaksanaan dilapangan dari apa yang sudah diselesaikan dalam desain. Learning system design berkaitan dengan desain yang menekankan proses belajar yang dialami peserta didik. Competency based instruction berkaitan dengan desain yang menekankan pada pengembangan kemampuan atau kompetensi. Criterion referenced instruction berkaitan dengan desain yang menekankan pada penentuan ketercapaian pembelajaran. Performance technology berkaitan dengan desain yang menekankan kompetensi sebagai pencapaian kinerja (Ananda, 2019:37).

Dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran adalah rancangan dari suatu usaha dalam mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan strategi tertentu untuk mencapai tujuan pemebelajaran.

Dari beberapa pengertian di atas, maka desain berkenaan dengan proses pembelajaran  yang dapat dilakukan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang di dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil belajar yang diharapkan, rumusan strategi yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan termasuk metode, teknik dan media yang dapat dimanfaatkan serta teknik evaluasi untuk mengukur atau menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Mendesain pembelajaran harus diawali dengan studi kebutuhan (need assessment), sebab berkenaan dengan upaya untuk memecahkan persoalan yang berkaitan dengan proses pembelajaran siswa dalam mempelajari suatu bahan atau materi pembelajaran (Sanjaya, 2013:67).

Merujuk kepada konsep-konsep desain pembelajaran yang dipaparkan sebelumnya maka dapat dipahami bahwa desain pembelajaran adalah aktivitas dalam merancang pembelajaran yang dilakukan secara systematic dan systemici mulai dari perencanaan, pengembangan, uji coba, evaluasi dan revisi. Systematic berkaitan melakukan tindakan secara terarah langkah demi langkah, sedangkan systemic berkaitan melakukan tindakan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan komponen-komponen yang saling berkait.

Berdasarkan paparan di atas, Ananda (2019:38) menuliskan bahwa desain pembelajaran memiliki karakteristik:

1. Sitematis, artinya terdapat rangkaian yang menghubungkan antar komponen, antar kegiatan dalam mencapai sebuah tujuan umum maupun tujuan spesifik.

2. Prediktif, artinya dengan desain pembelajaran, perancang dapat memperhitungkan tentang keberhasilan yang akan dicapai.

3. Deskriftif, yaitu mampu mengabstasikan seluruh rangkaian kegiatan yang harus dilakukan.

4. Objektif, yaitu mampu menggambarkan apa yang akan menjadi tujuan.

Kemudian Sanjaya menyebutkan bahwa desain pembelajaran (intructional design) yang baik harus memiliki beberapa kriteria, yaitu:

1. Berorientasi kepada siswa: Siswa merupakan komponen kunci dan harus dijadikan orientasi dalam mengem-bangkan perencanaan dan mengembangkan desain pembelajaran. ketika kita mendesain pembelajaran, maka pertanyaan pertama yang harus kita ajukan adalah bagaimana desain yang kita kembangkan itu mampu membantu siswa dalam mempelajari bahan pembelajaran. Hal ini sangat penting, sebab desain pembelajaran dirancang untuk mempermudah siswa belajar. Dengan demikian, mendesain pembelajaran perlu diawali dengan melakukan studi pendahuluan tentang siswa. Beberapa hal yang perlu dipahami tentang siswa di antaranya:

a. Kemampuan dasar: Pemahaman kemampuan dasar yang dimiliki siswa perlu dipahami untuk menentukan dari mana sebaiknya kita mulai mendesain pembelajaran. dalam menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai disesuaikan dengan kemampuan yang telah atau harus dimiliki terlebih dahulu oleh setiap siswa. Dengan demikian, desain pembelajaran dirancang sesuai dengan potensi dan kompetensi  yang telah dimiliki oleh siswa. Dengan kata lain desain tidak dirancang semata-mata oleh kemauan dan kehendak guru.

b. Gaya belajar

Gaya belajar siswa memiliki perbedaan, ada yang auditif, visual dan kinetetis. Misalnya siswa yang bertipe auditif akan dapat menangkap informasi lebih banyak melalui pendengaran, dengan demikian desain pembelajaran dirancang agar siswa lebih banyak mendengar melalui berbagai media yang dapat di dengar seperti radio atau tape recorder.

2. Berpijak pada pendekatan sistem

Sistem adalah satu satuan komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Melalui pendekatan sistem, bukan saja dapat diprediksi keberhasilannya, akan tetapi juga akan terhindar dari ketidakpastian. Hal ini disebabkan melalui pendekatan sistem dari awal sudah diantisipasi berbagai kendala yang mungkin dapat menghambat terhadap pencapaian tujuan. Atas dasar itulah, maka pendekatan sistem dalam desain pembelajaran merupakan pendekatan ideal yang dapat dilakukan oleh para desainer pembelajar.

3.  Teruji secara empiris

Sebelum digunakan, sebuah desain pembelajaran harus teruji dahulu efektivitas dan efesiennya secara empiris. Melalui pengujian secara empiris dapat dilihat berbagai kelemahan dan berbagai kendala yang mungkin muncul sehingga jauh sebelumnya dapat diantisipasi. Selain itu, melalui pengkajian secara ilmiah dapat meyakinkan para pengembang pembelajaran untuk menggunakannya (Sanjaya, 2013:68-69).

Selanjutnya desain pembelajaran juga dapat dikategorikan atau dilihat dari berbagai perspektif yaitu:

1.  Desain pembelajaran sebagai sebuah proses pengembangan pembelajaran secara sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran, termasuk di dalamnya melakukan analisis kebutuhan, strategi, bahan ajar dan evaluasi.

2.  Desain pembelajaran sebagai  sebuah disiplin ilmu senantiasa memperhatikan teori-teori yang terkait seperti teori sistem, teori belajar, teori pembelajaran dan teori komunikasi.

3. Desain pembelajaran sebagai sains yaitu mengkreasikan secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, dan evaluasi.

4. Desain pembelajaran sebagai realitas yaitu ide pembelajaran dikembangkan dengan memberikan keterhubungan pembelajaran dalam suatu proses yang dilakukan secara sistematik.

5.  Desain pembelajaran sebagai suatu sistem yaitu sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-peosedur untuk menggerakkan pembelajaran.

6. Desain pembelajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan program-program atau produk sebagai solusi pembelajaran (Ananda, 2019:38-39).

Desain pembelajaran berbasis oleh berbagai teori-teori pokok, yaitu teori sistem, teori komunikasi, teori belajar dan teori pembelajaran sebagaimana dijelaskan oleh Pribadi bahwa:

1.  Teori sistem

Penggunaan teori sistem dalam desain pembelajaran memberikan konstribusi khusus terhadap pengembangan prosedur dan langkha-langkah yang perlu ditempuh dalam melakukan desain pembelajaran. Selain itu teori sistem juga memberikan perspektif yang komprehensif bahwa pembelajaran adalah sebuah sistem dengan komponen-komponen yang memiliki keterkaitan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Output sebuah komponen merupakan input bagi komponen-komponen lainnya.

2.  Teori komunikasi

Teori komunikasi memberikan sumbangan yang berharga mengenai prinsip-prinsip yang dapat digunakan merancang pesan baik verbal ataupun visual. Teori komunikasi menyediakan model-model komunikasi yang dapat diadaptasi untuk mendeskripsikan berlangsungnya sebuah proses pembelajaran. salah satu kontribusi penting dari teori komunikasi terhadap desain pembelajaran berupa penjelasan atau deskripsi tentang cara pesan dan informasi dikomunikasikan dari seseorang yang berperan sebagai sumber kepada orang lain yang berperan sebagai penerima.

3.  Teori belajar

Teori belajar berisi prinsip-prinsip komprehensif tentang bagaimana individu melakukan proses belajar telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap bidang desain pembelajaran. Teori belajar juga menjelaskan tentang bagaimana peserta didik belajar dan cara yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan baru.

4.  Teori pembelajaran

Teori pembelajaran atau instructional theory memberi kontribusi berupa studi dan preskripsi tentang kondisi-kondisi yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran secara efektif. Dengan kata lain, teori pembelajaran senantiasa berfokus pada kondisi-kondisi yang membuat proses belajar dapat berlangsung lebih optimal dalam diri peserta didik. Teori pembelajaran lebih berperan sebagai resep yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran (Pribadi, 2011:41-42).

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah rancangan dari suatu usaha untuk mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan subsistem-subsistem berupa komponen yang bergerak dan bekerjasama agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.


DAFTAR PUSTAKA

Pribadi, Benny A. Model Desain Sistem Pembelajaran, Langkah Penting Merancang Kegiatan Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Dian Rakyat. 2011.

Ananda, Rusydi. Desain Pembelajaran. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia. 2019.

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. cet. 6. Jakarta: Kencana. 2013.

Jerold E. Kemp, Gary R. Morrison, Steven M. Ross. Designing Effective Instruction. New York: Macmillan College Publishing Company. 1994.

Suparman, M. Atwi. Desain Instruksional Modern, Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga. 2012.

Neal Shambaugh and Susan G. Magliaro. Intructional Design, a Systematic Approach for Reflective Practice. Boston: Pearson. 2006.

John M. Keller. Motivational Design for Learning and Performance, the ARCS Model Approach. New York: Springer. 2010.

Putrawangsa, Susilahudin. Desain Pembelajaran, Desain Research sebagai Pendekatan Desain Pembelajaran. Mataram: CV. Reka Karya Amerta. 2018.

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng