(Konseling Lintas Budaya: Ayu Sundari, Dede Mayang Sari Siregar, Dinda Ahmalia Wulandari)
Latar Belakang
Dalam melaksankan konseling, konselor hendaknya selalu peduli terhadap perbedaan budaya serta atributnya antara konseli dan konselor yang berdamapak pada munculnya jarak antara konseli dan konselor. Konseling dengan usaha menghindari terjadinya kesalahpahaman atau bias-bias budaya didalamnya karna adanya perbedaan budaya disebut dengan konseling lintas budaya (cross-culture counseling).
Konseling lintas budaya di Indonesia makin terasa menantang mengingat penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memilki beraneka corak sub-kultur yang berbeda-beda karakteristik sosial budaya masyarakat yang majemuk itu tidak dapat diabaikan dalam perencanaan dan penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Pelayanan BK yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat manusia Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia sendiri. Hal ini berarti bahwa penyelenggaraan BK harus dilandasi dan mempertimbangkan keanekaragaman sosial budaya yang hidup dalam masyarakat, disamping kesadaran akan dinamika sosial budaya itu menuju masyarakat yang lebih maju.
Dasar pertimbangan yang melatari sangat pentingnya wawasan lintas budaya dalam bidang pendidikan, terutama dipengaruhi oleh globalisasi dan modernisasi yang sangat pesat, yang antara lain ditandai dengan kecenderungan besar perubahan kehidupan sebagai berikut. Pertama, kehidupan demokratisasi yang ditunjukkan dengan kesadaran akan hak asasi yang semakin meningkat pada setiap lapisan masyarakat. Kedua, transparansi sebagai dampak dari perkembangan jenis media dan informasi yang semakin beragam, yang menuntut kemampuan memproses dan memproduksi secara cerdas. Ketiga, efisiensi dalam pemanfaatan waktu yang menuntut manusia untuk pandai membuat keputusan dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan penaksiran serta penerimaan risiko dari setiap keputusan secara bertanggungjawab.
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Budaya Ragam Dan Unsur-Unsur Budaya?
2. Bagaimana Sifat Hakekat Kebudayaan?
3. Pengertian Konseling Lintas Budaya dan Pendekatan Konseling Lintas Budaya?
4. Apa saja Model Konseling Lintas Budaya?
5. Apa Pentingnya Konseling Lintas Budaya?
6. Faktor-Faktor Penghambat Konseling Lintas-Budaya?
7. Apa saja Hambatan Dan Masalah Konselor Lintas Budaya ?
8. Bagaimana Karakteristik Konselor Yang Efektif Dalam Konseling Lintas Budaya?
Daftar Pustaka
David Matsumoto,2004 Pengantar Psikologi Lintas Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Munandir.1990. Bimbingan dan Konseling Indonesia : Corak yang Bagaimana (Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP Malang) Malang : Institut Keguruan dan IlmunPendidikan.
Tri Dayakisni dan Salis Yuniardi. 2004.Psikologi Lintas Budaya. Malang : UMM Press
Dedi Supriadi, 2001, Konseling Lintas Budaya Isu-Isu Dan Relevansinya Di Indonesia, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia,
Dedi Supriadi. 2010. Konseling Lintas Budaya: Isu – Isu Dan Relevansinya Di Indonesia. Bandung. UPI.
Diana Ariswati,. 2019.Konseling Lintas Budaya, (Jawa Timur ; Cv Ae Media Grafika.)
Mamat Supriana, 2011, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nugraha, Agung. 2012. Program Experiential Based Group Counseling Untuk Meningkatkan Kepekaan Multibudaya Calon Konselor (Penelitian Pra Eksperimen Di Jurusan PPB FIP UPI Tahun Akademik 2011/2012). Tesis.
Palmer, Stephen & Laungani, Pittu. (2008). Counseling In A Multicultural Society. London : Sage
Ruiz, R. A., & Padilla, A. M. Counseling Latinos. Personnel and Guidance Journal, 55, in press. Ryan, D. W., & Gaier, E. L. Student socioeconomi status and counselor contact in junior high school. Personnel and Guidance Journal, 1968, 46, 466-472.
Abdul hayat,makna dan tantanngan konseling lintas budaya,jurnal ilmh pendidikan, banjarmasin, vol 1(1), ISSN 2088-6691
EmoticonEmoticon