(Konseling di Sekolah - MA/MAK,SMA/SMK: Alifah Az-Zahra, Balqis Oktaviani)
Latar Belakang
Memasuki sekolah pada jenjang pendidikan MA/SMA tidak membawa perubahan drastis dalam rutinitas persekolahan bagi siswa, karena mereka sudah terbiasa dengan pergantian bidang studi dan tenaga pengajar dalam jadwal pelajaran. Namun, keberhasilan di jenjang pendidikan ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupannya di kemudian hari. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan harus lebih intensif dan lebih lengkap, di banding dengan pelayanan di satuan pendidikan di bawahnya.
Konseling atau konsultasi sangat aktual, karena tidak sedikit remaja merasa kurang puas dalam bicara secara pribadi dengan orangtua, namun ingin sekali di dengarkan segala perasaan dan pikiran yang timbul dalam batinnya (wawancara konseling dapat sangat bermanfaat bagi siswa dan mungkin merupakan satu-satunya kesempatan untuk berbicara secara terbuka).
Proses bimbingan konseling melibatkan manusia dan kemanusiaanya sebagai totalitas, menyangkut segenap potensi dan kecenderungannya, perkembangannya, dinamika kehidupannya, permasalahanpermasalahannya, dan interaksi dinamis antara berbagai unsur yang ada. Dalam penyelenggaraan pendidikan peristiwa bimbingan setiap kali dapat terjadi yaitu guru membimbing murid-muridnya, baik melalui kegiatan pengajaran maupun non pengajaran.
Di jenjang pendidikan MA/SMA ini di bedakan secara tegas antara bidang administrasi sekolah, bidang pengajaran dan bidang pembinaan siswa. Dalam bidang pembinaan menunjukkan keanekaragaman, lebih-lebih di sekolah dengan banyak kelas yang terdapat di kota besar. Pelayanan bimbingan sebagai sub-bidang dalam bidang pembinaan siswa akan lebih bervariasi juga.
Oleh karena itu, manusia diharapkan dapat saling memberikan bimbingan sesuai dengan kapasitasnya, sekaligus memberikan konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya. Dengan pendekatan Islami, maka pelaksanaan konseling akan mengarahkan klien kearah kebenaran dan juga dapat mebimbing dan mengarahkan hati, akal dan nafsu manusia untuk menuju kepribadian yang berkhlak karimah yang telah terkristalisasi oleh nilai-nilai ajaran Islam. Dan hal ini perlu diperhatikan oleh seorang guru untuk menunjang kesuksesan pendidikan Islam disekolah maupun madrasah dalam melaksanakan bimbingan dan konseling untuk mengentaskan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik serta mengarahkannya untuk membentuk insan kamil yang memiliki kepribadian berakhlak karimah.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari Bimbingan dan Konseling di MA/SMA?
2. Apa Tujuan dari Bimbingan dan Konseling di MA/SMA?
3. Bagaimana model pendekatan dari Bimbingan dan Konseling di MA/SMA?
4. Apa saja metode layanan dan masalah pada Bimbingan dan Konseling di MA/SMA?
5. Bagaimana peran guru dalam Bimbingan dan Konseling di MA/SMA?
Daftar Pustaka
Azizah, Nur.2019. “Layanan Konseling Berbasis Komunitas Bagi Klien di Balai Rehabilitasi Sosial”. Jurnal Dakwah dan Komunikasi, Vol.13, No.1.
Budiamin, Amin dan Setiawati. Bimbingan Konseling (Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah). 2009. Jakarta Pusat.
Emmi Kholilah, Sumarto. Bimbingan Konseling.2017. Jambi : Pustaka Ma’arif Press.
Faqih, A. R., 2001, Bimbingan dan Konseling Islam Jogjakarta: UII Press.
Latipun, Psikologi Konseling, Malang; UMM Press, 2008.
Mamat Supriatna. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. 2011. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Prayitno dan Anti, E, 1999, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sari, Putri Hervita, Firman, Syahniar.2016. “Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Asertivitas Siswa”. Jurnal Ilmiah Konseling, Vol.2, No.3.
Solihah Farhatus. Konsep Bimbingan Konseling (BK) Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam Memberikan Keterampilan Manajemen Diri dan Pencegahan Korupsi. 2013. Jawa Tengah, Vol. 4, No. 2.
Triyono, dkk., Esiensi Pelayanan BK pada jalur Pendidikan. 2016. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
EmoticonEmoticon