Studi Alquran Asbab Al-Nuzul (Bagian 2: Pengertian Asbab Al-Nuzul)

Huma (2013:205) menuliskan secara etimologi, asbab an-nuzul berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua suku kata dengan dihukumi satu kata atau dalam ilmu nahwu dikenal dengan istilah idafah , yaitu terdiri dari asbab, yang mengandung arti beberapa sebab, bentuk jama’ (plural) dari mufrad (tunggal), yaitu sabab, yang artinya “alasan”, illat (dasar logis) yang artinya “perantaraan, hubungan kekeluargaan, kerabat, asal, sumber dan jalan”. Sedangkan kata nuzul artinya ialah “turun, hinggap, terjadi dan menyerang”. Atau yang dimaksud di sini ialah penurunan, yaitu penurunan Alquran dari Allah SWT. kepada Nabi Muhammad Saw. Melalui perantaraan malaikat Jibril. Sehingga istilah lengkapnya ialah Asbab an-Nuzul al-Qur’an yang “berarti sebab-sebab turun Alquran”. Namun demikian pula di dalam istilah teknis keilmuan yang lazim dikenal dengan sebutan asbab al-nuzul saja tanpa mengikut sertakan kata Alquran karena memang sudah dikenal secara luas pengertian dan maksudnya.

Baidan (2005:132) memberi penjelasan dalam istilah “sebab” pada asbab al-nuzul, tidak sama dengan “sebab” yang dikenal pada hukum kausalitas. Karena istilah “sebab” dalam hukum kausalitas adalah suatu keharusan wujud untuk lahirnya suatu akibat. Sehingga suatu akibat tidak akan terjadi tanpa adanya sebab terdahulu atau oleh sebab tertentu, tetapi sebab di sini secara teoritis tidak mutlak keberadaannya, walaupun secara empiris memang telah terjadi peristiwanya. Adapun sebab-sebab turunya Alquran, merupakan salah satu manifestasi yang menunjukkan kebijaksanaan Allah dalam membimbing hamba_Nya. Dengan adanya asbab al-nuzul, akan lebih tampak keabsahan atau kebenaran Alquran sebagai petunjuk yang sesuai dengan kebutuhuan serta kesanggupan manusia.

Secara terminologi, menurut al-Qattan (1992:72) definisi asbab al-nuzul adalah: “Asbab al-nuzul merupan sesuatu yang dengan keadaan sesuatu tertentu Alquran diturunkan pada waktu sesuatu itu terjadi seperti suatu peristiwa atau pertanyaan”.

As-Shalih (1985:132) juga mengemukakan penjelasannya mengenai definisi asbab al-nuzul yaitu: “Asbab al-nuzul merupakan sesuatu yang karena sesuatu tertentu menyebabkan satu dari beberapa ayat Alquran diturunkan (dalam rangka) untuk mengcover, menjawab atau menjelaskan hukum peristiwa tersebut di saat sesuatu itu terjadi”. 

Sedangkan Shihab (1984:3) mengatakn bahwa asbab al-nuzul itu mempunyai dua pengertian:

1. Peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya suatu ayat, yang di mana ayat tersebut memberi penjelasan terhadap pandangan Alquran tentang peristiwa yang terjadi atau mengomentarinya.

2. Peristiwa-peristiwa yang terjadi sesudah turunnya suatu ayat, yang di mana peristiwa tersebut mencakup pengertiannya atau dijelaskan hukumnya oleh ayat yang turun tersebut.

Shihab (2007:88) juga mengemukakan bahwasanya asbab al-nuzul pasti mencakup: a) peristiwa, b) pelaku, serta  c) waktu. Tidak mungkin benak akan mampu memberi gambaran atas adanya peristiwa yang tidak terjadi dalam kurun waktu tertentu dan tanpa adanya pelaku. Sayangnya, selama ini pandangan yang menyangkut asbab al-nuzul serta pemahaman ayat seringkali memberi penekanan kepada peristiwanya dan mengaibaikan “waktu” terjadinya setelah terlebih dahulu mengabaikan pelakunya.

Asbab an-nuzul menurut al-Zarqani (2001:111) yaitu: “asbab al-nuzul ialah sesuatu yang (karenanya) menjadi turun satu ayat atau beberapa ayat berbicara tentangnya (sesuatu itu) atau memberi penjelasan terhadap ketentuan-ketentuan hukum yang terjadi pada saat terjadinya peristiwa tersebut”.

Seirama dengan para ulama tafsir, Madjid (2008:16) juga memberi penjelasan mengenai definisi asbab al-nuzul yang Menyatakan bahwa “asbab al-nuzul merupakan suatu konsep, teori atau berita tentang adanya suatu peristiwa yang menyebabkan turunnya wahyu tertentu dari Alquran kepada Nabi saw baik itu berupa satu ayat, serangkaian ayat maupun satu surat”.

Maksudnya ialah berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Nabi Saw, ataupun lewat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada beliau, lalu turun suatu ayat ataupun beberapa ayat, sebagai penjelasan terhadap sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa itu sehingga menjawab pertanyaan tersebut (Qardhawi, 1999:360).

Berdasarkan pendapat-pendapat dari ulama tafsir dan juga ulama kontemporer mengenai asbab al-nuzul dapat ditarik sebuah kesimpulan yakni asbab al-nuzul itu merupakan suatu proses dari sebuah penyebab turunnya Alquran kepada Nabi Muhammad Saw yang dibalik turunnya ayat-ayat tersebut ada peristiwa-pristiwa tertentu untuk diberikan solusi terhadap masalah keagamaan pada masa Nabi Saw.

Al-Zarqani (2001:96) menuliskan terdapat tiga bentuk ayat yang diturunkan karena suatu peristiwa, yaitu:

1. Peristiwa khushumah (pertengkaran) yang sedang berlangsung, misalnya terjadi perselisihan antara kelompok Aus dan Khazraj yang disebabkan oleh rekayasa kaum Yahudi hingga mereka berteriak: “as-silah, as-silah” (senjata, senjata). Lalu dari kejadian ini turun beberapa ayat dari surat Ali ‘Imran yang di mulai dari ayat 100 sampai beberapa ayat berikutnya.

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al-kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman”. (QS. Ali ‘Imran: 100)

2. Peristiwa yang berupa kesalahan seseorang yang tidak dapat di terima akal sehat. Seperti seorang mabuk yang mengimami shalat sehingga ia salah dalam membaca surat al-Kafirun. Kemudian turunlah ayat dari surat an-Nisaa’.

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, ....”. (QS. an-Nisaa’: 43)

3. Peristiwa mengenai cita-cita dan harapan, seperti muwafaqat (persesuaian, kecocokan) Umar ra. seperti yang beluau katakan bahwa ada persesuaian dengan Tuhan dalam tiga perkara. Kemudian beliau berkata kepada Rasulullah “bagaimana kalau Maqam Ibrahim kita jadikan tempat shalat,” dengan demikian maka turunlah ayat:

Artinya: “....dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat...”. (QS. al-Baqarah: 125).

Dan beliau berkata, “wahai Rasulullah sesungguhnya di antara orang-orang yang menemui istri-istrimu ada orang yang baik (al-barru) dan ada pula yang jahat (al-fājir), bagaimana kalau anda memberi perintah kepada mereka untuk membuat hijab (tabir). Maka kemudian turunlah ayat hijab, yakni ayat dari surat al-Ahzab ayat 53.

Sedangkan ayat-ayat yang diturunkan karena adanya pertanyaan yang ditujukan kepada Nabi Saw. juga ada tiga bentuk.

1. Pertanyaan mengenai peristiwa yang sudah lampau, misalnya firman Allah SWT. dalam surat al-Kahfi ayat 83:

Artinya: “Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya". (QS. al-Kahfi: 83)

2. Pertanyaan mengenai peristiwa yang sedang berlangsung, misalnya firman Allah SWT. dalam surat al-Israa’ ayat 85:

Artinya: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. al-Israa’: 85)

3.    Pertanyaan mengenai peristiwa yang akan datang, misalnya firman Allah SWT. dalam surat an-Nazi‘at ayat 42:

Artinya: “(orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?”. (QS. an-Nazi’at: 42)


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Drs. Mudzakir AS. Bogor: Pustaka Litera Nusantara. 199.

Al-Zarqani, Muhammad Abdul Adzim. Manahil Al-‘Urfan fi Ulum Al-Qur’an. Jakarta: Gaya Media Pratama. 2001.

As-Shalih, Subhi. Membahas Ilmu-ilmu al-Qur’an, terj: Tim Pustaka Firdaus. Jakarta: Pustaka Firdaus. 1985.

Baidan, Nashruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005.

Majid, Nur Cholish. Pengantar Studi Al-Qur’an da n Hadits. Yogyakarta:Treas. 2008.

Qordhawi, Yusuf. Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, terj. Abdul Hayyie al-Kattani. Jakarta: Gema Insani. 1999.

Shihab, M. Quraish. Metode Penyusunan Tafsir yang Berorientasi pada Sastra, Budaya dan Kemasyarakatan. Ujungpandang: Yusgar. 1984.

Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan. 2007.

Suma, Muhammad Amin, Ulumul Qur’an. cet. I. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2013.


Artikel selanjutnya akan membahas studi Alquran asbab al-nuzul bagian 3, yaitu mengenai perbedaan sekitar signifikansi asbab al-nuzul..! dapat dilihat dengan mengunjungi tautan berikut:

https://rumahdesainedukasi.blogspot.com/2022/06/studi-alquran-asbab-al-nuzul-bagian-3.html

Previous
Next Post »